Sabtu, 19 Mei 2012

KUSAMBUT HANGAT TUTURMU, MESKI KUSAMPAI DI UJUNG RINDUMU


KUSAMBUT HANGAT TUTURMU, MESKI KUSAMPAI DI UJUNG RINDUMU
Hamiddin


Dari gerbang subuh
Kusampaikan salam
Selamat pagi wahai matahariku
Kami sambut hangat tuturmu

angin terisak diantara jemari daun kelapa
debur ombak mengawali langkah kita
mengukir huruf-huruf di antara karang dan pasir
agar kelak tak lupa
bagaimana cara meraih cita-cita

di halaman depan,
beribu makna terpendam di sini
ada guru yang rela memberi tak mengharap kembali
ada guru yang berbagi tak mengharap budi
ada teman-teman yang saling mengerti
tak saling membenci

di bait-bait hari
waktu itu telah sampai
pada hari dimana semua akan jadi kenangan
dimana semua menjadi saksi
bahwa langkah kita bermula dari sini
untuk terus menggapai hari
bahwa kita beranjak dari almamater ini
untuk meraih yang kita cari
bahwa kita belajar mengeja huruf-huruf
hingga menjadi tutur kita yang arif

menjelang senja
kami rangkai salam
Selamat sore wahai matahariku
Kami telah sampai di ujung rindumu

Sebelum benar-benar malam
dan matahari terkatup di kelopak sore
Kami haturkan salam wahai guru-guru kami
Terima kasih atas jasa-jasamu
Terima kasih atas merah kasihmu
Terima kasih atas putih iklasmu
Terima kasih atas tutur bijakmu
Terima kasih atas apapun yang telah kau berikan pada kami
Wahai guru-guru kami ….
Ma’afkan ronta nakal kami
Ma’afkan tutur kotor kami
Ma’afkan salah dan khilaf kami
Hari ini
Kami telah sampai, kami telah tuntaskan
Maka izinkan kami melangkah
Melanjutkan perjalanan kami
Ikhlaskan ilmu kalian
Agar terang jalan gelap kami
Dalam meraih cita-cita
Untuk kami abdikan bagi nusa dan bangsa

Hari-hari telah letih
Angin sesekali menampung perih
Hari ini kami hendak pergi
Jangan teteskan air mata
Bacakanlah doa
Biarkan kami berangkat
Menggapai cita-cita

Terima kasih wahai guru-guru kami
(puisi ini untuk perpisahan siswa-siswa)
Malang, 27-04-2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar