KUSAMBUT
HANGAT TUTURMU, MESKI KUSAMPAI DI UJUNG RINDUMU
Hamiddin
Dari
gerbang subuh
Kusampaikan
salam
Selamat
pagi wahai matahariku
Kami
sambut hangat tuturmu
angin terisak diantara jemari daun kelapa
debur ombak mengawali langkah kita
mengukir huruf-huruf di antara karang dan
pasir
agar kelak tak lupa
bagaimana cara meraih cita-cita
di halaman depan,
beribu makna terpendam di sini
ada guru yang rela memberi tak mengharap
kembali
ada guru yang berbagi tak mengharap budi
ada teman-teman yang saling mengerti
tak saling membenci
di bait-bait hari
waktu itu telah sampai
pada hari dimana semua akan jadi kenangan
dimana semua menjadi saksi
bahwa langkah kita bermula dari sini
untuk terus menggapai hari
bahwa kita beranjak dari almamater ini
untuk meraih yang kita cari
bahwa kita belajar mengeja huruf-huruf
hingga menjadi tutur kita yang arif
menjelang
senja
kami
rangkai salam
Selamat
sore wahai matahariku
Kami telah
sampai di ujung rindumu
Sebelum benar-benar malam
dan matahari terkatup di kelopak sore
Kami haturkan salam wahai guru-guru kami
Terima kasih atas jasa-jasamu
Terima kasih atas merah kasihmu
Terima kasih atas putih iklasmu
Terima kasih atas tutur bijakmu
Terima kasih atas apapun yang telah kau
berikan pada kami
Wahai guru-guru kami ….
Ma’afkan ronta nakal kami
Ma’afkan tutur kotor kami
Ma’afkan salah dan khilaf kami
Hari ini
Kami telah sampai, kami telah tuntaskan
Maka izinkan kami melangkah
Melanjutkan perjalanan kami
Ikhlaskan ilmu kalian
Agar terang jalan gelap kami
Dalam meraih cita-cita
Untuk kami abdikan bagi nusa dan bangsa
Hari-hari telah letih
Angin sesekali menampung perih
Hari ini kami hendak pergi
Jangan teteskan air mata
Bacakanlah doa
Biarkan kami berangkat
Menggapai cita-cita
Terima kasih wahai guru-guru kami
(puisi ini untuk
perpisahan siswa-siswa)
Malang, 27-04-2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar