Rabu, 18 April 2012

LAPIS-LAPIS DIRI: MARI KITA PELIHARA

LAPIS-LAPIS DIRI: MARI KITA PELIHARA
(tanggapan tulisan: Lapis-lapis Diri di www.rindupulang.blogspot.com )

Membaca tulisan “Lapis-lapis diri” di blog rindupulang.blogspot.com, menggugah jemari, syaraf otak dan labiran hati saya untuk ikut memberikan sedikit lampu sorot tentang bagaimana menjadi diri kita sendiri. Di atas altar yang bernama bumi, aneka ragam persoalan bermunculan seiring dengan dengan munculnya berbagai peran manusia sebagai orang biasa, berilmu, bersains, bertuhan, bersosial, dll. Dari diskusi dengan teman tentang hidup dan kehidupan, ada banyak persoalan hidup ini yang tafsirannya bermacam-macam. Sebagai manusia, tentunya kita telah diberi peran dominan oleh pemegang tahta semesta. Artinya bahwa manusia diberi ruang 30 % untuk memilih lapisan-lapisan dirinya, sementara yang 70% lapisan-lapisan itu sudah dianugerahi oleh sang Kholik. Prosentase hanya perumpaan saja, tidak bermaksud untuk memaksakan sebuah pandangan dan bukan untuk memprovokasi manusia untuk bermalas-malasan dengan alasan pasrah tanpa berbuat apa-apa untuk hidupnya.  

Dari hasil diskusi itu, 70% lorong hidup kita sudah ditentukan oleh sang Kholik, dan 30% persen adalah peluang manusia untuk menyempurnakan keinginanya dengan usaha-usaha agar apa yang dikehendaki oleh sang Kholik menjadi 100%. Terkadang kita ingin menjadi peran A, tapi kita diberi peran B, kadang kita ingin peran C, tapi kita diberi peran D, seakan-akan kita tidak bisa mengelak. Itulah kehendak.

Peran-peran kecil dalam kehidupan kita adalah partikel-partikel pendukung peran kita yang dominan. Umpama, kita sekarang berperan sebagai guru di sebuah sekolah, peran guru menjadi dominan dalam kehidupan kita, sementara pendukung itu bisa berupa penulis, pelukis, pengurus yayasan, dll.  Peran-peran kecil lain itulah yang nantinya akan mengenapkan peran dominan kita yang masih ganjil yaitu sebagai Guru. Bagi saya peran lain itu merupakan referensi. Banyaknya referensi akan akan banyak pula peluang dan cara untuk menyempurnakan dan menentukan diri sebagai diri kita yang sesungguhnya.