LAPIS-LAPIS DIRI: MARI KITA PELIHARA
(tanggapan tulisan: Lapis-lapis Diri di www.rindupulang.blogspot.com )
Membaca tulisan
“Lapis-lapis diri” di blog rindupulang.blogspot.com,
menggugah jemari, syaraf otak dan labiran hati saya untuk ikut memberikan sedikit
lampu sorot tentang bagaimana menjadi diri kita sendiri. Di atas altar yang
bernama bumi, aneka ragam persoalan bermunculan seiring dengan dengan munculnya
berbagai peran manusia sebagai orang biasa, berilmu, bersains, bertuhan,
bersosial, dll. Dari diskusi dengan teman tentang hidup dan kehidupan, ada
banyak persoalan hidup ini yang tafsirannya bermacam-macam. Sebagai manusia,
tentunya kita telah diberi peran dominan oleh pemegang tahta semesta. Artinya
bahwa manusia diberi ruang 30 % untuk memilih lapisan-lapisan dirinya, sementara
yang 70% lapisan-lapisan itu sudah dianugerahi oleh sang Kholik. Prosentase hanya
perumpaan saja, tidak bermaksud untuk memaksakan sebuah pandangan dan bukan
untuk memprovokasi manusia untuk bermalas-malasan dengan alasan pasrah tanpa
berbuat apa-apa untuk hidupnya.
Dari hasil
diskusi itu, 70% lorong hidup kita sudah ditentukan oleh sang Kholik, dan 30%
persen adalah peluang manusia untuk menyempurnakan keinginanya dengan
usaha-usaha agar apa yang dikehendaki oleh sang Kholik menjadi 100%. Terkadang
kita ingin menjadi peran A, tapi kita diberi peran B, kadang kita ingin peran
C, tapi kita diberi peran D, seakan-akan kita tidak bisa mengelak. Itulah
kehendak.
Peran-peran
kecil dalam kehidupan kita adalah partikel-partikel pendukung peran kita yang dominan. Umpama, kita sekarang berperan
sebagai guru di sebuah sekolah, peran guru menjadi dominan dalam kehidupan
kita, sementara pendukung itu bisa berupa penulis, pelukis, pengurus yayasan,
dll. Peran-peran kecil lain itulah yang
nantinya akan mengenapkan peran dominan kita yang masih ganjil yaitu sebagai
Guru. Bagi saya peran lain itu merupakan referensi. Banyaknya referensi akan akan
banyak pula peluang dan cara untuk menyempurnakan dan menentukan diri sebagai
diri kita yang sesungguhnya.
Lapis-lapis
diri yang dimaksud dalam kehidupan ini adalah lapisan yang akan membentuk
keutuhan kita untuk mencapai lorong yang sudah dirumuskan oleh sang kholik.
Bumi terdiri dari lapisan tanah dan struktur yang berbeda-beda tapi inti dari
bumi tetap ada sehingga lapisan-lapisan yang membentuk bumi sebenarnya
pendukung. Pencarian diri berlangsung sepanjang pagi, sepanjang musim semi,
hingga pada akhirnya kita sampai pada titik dimana peran kita sudah dianggap
cukup dan memadai dan pada saat itulah sang Kholik akan memerintahkan punggawanya
untuk mengantarkan kita keharibaannya.
Mungkin,
sekarang tugas yang paling berat adalah menjaga lapisan-lapisan baik yang ada
pada diri kita, sehingga ketika terjadi benturan lapisan itu tidak rusak dan tidak
berkeping-keping. Kini saatnya kita memantapkan niat dan jihad untuk menyisir
lorong-lorong ini, dan menyerahkan diri sepenuhnya tanpa mengesampingkan
kemampuan diri untuk berusaha. Pada akhirnya bola salju yang menggelinding dari
puncak kearifan akan sampai pada lembah muara titik akhir pencarian.
Malang, 17 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar